Minggu, 15 September 2013

Menjaga Eksistensi Perpustakaan untuk Masa Depan Bangsa



            Dewasa ini perpustakaan sebagai salah satu pusat pembelajaran perlu dipertanyakan eksistensinya dimasyarakat. Upaya untuk menjaga eksistensi perpustakaan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perpustakaan dan pembudayaan membaca memang bukan hal yang mudah. Banyak program gencar dilakukan untuk mengajak masyarakat mebudayakan membaca, mulai dari publikasi, promosi, sosialisasi, pagelaran roadshow perpusnas di kota-kota besar hingga penganugerahan. Namun eksistensi perpustakaan masih belum bisa mancakup semua kalangan, dominasi golongan tertentu masih jelas terlihat.

            Menurut Kepala Seksi Pengelola dan Staf Perpustakaan di Bogor, Yanto, “ rata-rata kunjungan ke perpustakaan Kota Bogor sebanyak 30 pengunjung per-hari. Biasanya didominasi pelajar dan mahasiswa”.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik di tahun 2009 menunjukkan indikasi minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah. Ini menunjukan masyarakat Indonesia belum memiliki minat baca yang baik. Buku belum menjadi sumber utama untuk mendapatkan informasi. Selain itu rendahnya budaya membaca juga dirasakan para pelajar dan mahasiswa. Perpustakaan, baik di sekolah maupun di kampus jarang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa dan mahasiswa. Begitu pun demikian yang terjadi pada perpustakaan-perpustakaan di daerah yang minim pengunjung.

            Kondisi masyarat indonesia yang belum memiliki minat baca yang baik menjadi hambatan utama dalam mengembangkan eksistensi perpustakaan. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya sarana dan prasarana perpustakaan yang masih minim seperti koleksi yang belum memadai dan masih terbatasnya pustakawan ahli yang terampil dalam mengelola suatu perpustakaan. Sehingga pelayanan yang diberikan lembaga perpustakaan belum bisa dirasakan secara optimal oleh semua kalangan.

            Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Dedi Junaedi mengakui, sejak tahun 2002 sampai 2009 baru berdiri 244 perpustakaan di desa dan kelurahan di Jabar. Dia menergetkan tahun 2014 sudah ada perpustakaan di 5.700 desa dan kelurahan di Jabar.

"Satu perpustakaan minimal memiliki 1.000 buku. Kami juga bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam melatih para calon pustakawan di desa dan kelurahan," ujarnya.

            Peran perpustakaan sebagi pusat informasi, pada dasarnya mampu membuka jalan untuk mencapai mutu sumber daya manusia yang diharapkan, yang berarti akan mendorong makin meningkatnya kecerdasan bangsa Indonesia. Jelaslah bahwa perpustakaan memerankan andil yang sangat besar dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

            Dengan dimanfaatkannya perpustakaan sebagai sumber ilmu, sebagai sumber belajar dan sebagai sumber informasi oleh segenap lapisan masyarakat maka akan mendorong masyarakat memiliki ilmu pengetahuan yang cukup banyak. Dan sudah barang tentu dengan semakin banyaknya ilmu-ilmu yang diperoleh maka akan menyebabkan bangsa Indonesia menjadi lebih pandai. Dan jika ini sudah tercapai maka akan dapat dipastikan bangsa Indonesia menjadi lebih meningkat kecerdasannya. Dengan demikian peranan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat dirasakan manfaatnya serta keberadaannya.

            Demi memenuhi ekspektasi masyarakat serta menjaga eksistensi perpustakaan tidak semakin terpuruk diperlukan upaya untuk merubah image perpustakaan dimata masyarakat dengan cara memberikan inovasi serta modernisasi dari suatu lembaga perpustakaan, Jadikan perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan, bukan gudang buku. Salah satu caranya, yaitu dengan mengembangkan  layanan perpustakaan digital (E-lib). Selain itu sarana dan prasarana, serta pelayanan yang telah dimilikipun perlu ditingkatkan kembali agar bisa dirasakan manfaatnya secara optimal.

            Banyak orang yang menyuarakan pentingnya perpustakaan dan  budaya membaca namun pada kenyataannya pengunjung perpustakaan masih didominasi golongan tertentu seprti pelajar dan para mahasiswa. Untuk itu diperlukan usaha yang serius dan dukungan dari berbagai pihak, baik itu dari pemerintah mau pun masyarakat, tidak hanya dari golongan tertentu saja.  Agar eksistensi perpustakaan kembali bangkit dan mampu membawa bangsa indonesia ke massa depan yang lebih baik dengan masyarakat yang cerdas.

            Bentuk perpustakaan keliling pun harus gencar dilakukan agar bisa mencapai pelosok-pelosok daerah. Pendirian perpustakaan diberbagai sektor kehidupan perlu dilakukan dan dikembangkan, untuk memicu tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar