Rabu, 18 September 2013

Media dan Masyarakat



Media dan masyarakat merupakan dua hal yang tak terpisahkan, ibarat ikan dan air. Karena itu, memisahkan media dari masyarakatnya, sama halnya dengan memisahkan ikan dari air. Hal ini tidaklah berarti masyarakat dapat mengontrol media secara otoriter, tetapi dimaksudkan untuk menggambarkan keberadaan media tidak dapat dipisahkan dari masyarakatnya. Demikian pula, dalam batas-batas tertentu dapat dipahami bahwa media dan keberadaannya merepresentasikan suatu masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Jeffres (1968: 14), “The mass media can ‘reflect society’ in a multitude of ways”. Ingin dikatakan di sini, media dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat.

            Denis McQuail (1987) dalam bukunya yang berjudul “Mass Communication Theory” mencoba untuk mengklasifikasikan Teori Media dan Masyarakat menjadi sbb : pertama, Dominasi versus Pluralisme ; kedua, Sentrifugal versus sentripetal.

Dominasi Versus Pluralisme  
Dimensi ini membedakan antara mereka yang berpandangan bahwa media sebagai alat yang dikuasai untuk melangsungkan kepentingan kelas elit atau penguasa ; dengan mereka yang berpandangan media sebagai respon terhadap kebutuhan lapisan bawah.
Ciri yang pertama tersebut ditandai adanya : Sentralisasi yakni sumbernya dapat dikontrol oleh segelintir orang, baik pemerintah ataupun dunia usaha. Demikian pandangan dari sudut
Dimensi Dominasi.
Ciri yang kedua ditandai adanya : banyaknya sumber, keanekaragaman pesan dan berorientasi publik. Demikian pandangan dari sudut Dimensi Pluralisme.

Sentrifugal Versus Sentripetal
Dalam dimensi ini yang ditonjolkan adalah adanya kecenderungan - kecenderungan media ; disatu sisi menjunjung gagasan perubahan, kebebasan, keanekaragaman, dan fragmentasi ; disisi lain mengunggulkan ketenangan, kontrol, persatuan, dan keterpaduan (kohesivitas).

Kenyataan ini tak dapat dipungkiri, jika ahli media mengatakan bahwa dalam sejarahnya ; media membawa nilai – nilai yang baru dari kota ke desa, dari lapisan atas ke lapisan bawah ; mendobrak kebiasaan dan sistem nilai yang mapan ; me-motivasi orang untuk berjuang mencapai kehidupan yang lebih baik ; bisa melemahkan kepatuhan orang pada nilai – nilai tradisional ; meningkatkan kebutuhan konsumsi ; dan membantu orang untuk membebaskan diri dari cara berpikir kelompok sosialnya sendiri menuju lingkungan sosial yang lebih luas.

Dilain pihak, ada juga ahli media yang berpandangan bahwa media telah berperan dalam menggantikan sistem nilai dengan seperangkat nilai baru, homogen, dan tidak kompleks. Nilai – nilai tersebut menekankan konformitas dan keteraturan.

            Disini pandangan sentrifugal dan sentripetal tampak berbeda sekali, walau demikian dalam kenyataannya menurut J. Carey (1969) dalam karyanya yang berjudul “The communication revolution and the profesional communicator” mengatakan bahwa dalam hal tertentu keduanya dapat berjalan seiring.

            Denis McQuail (1987) dalam bukunya yang berjudul “ Mass communication Theory” mengatakan bahwa  mengawinkan keduanya dalam teori justru bisa membingungkan. Dengan demikian kedua pandangan tersebut memiliki teori masing – masing. Dalam pandangan Sentripetal terdapat dua versi ; pertama, versi positif : yang menekankan media sebagai pengintegrasi dan pemersatu ; kedua, versi negatif : yang menilai efek kegiatan sebagai upaya homogenisasi dan kontrol yang manipulatif.

Dalam pandangan Sentrifugal juga terdapat dua versi ; pertama, versi positif : yang menekankan adanya modernisasi, kemerdekaan, dan mobilitas ; kedua, versi negatif : yang menekankan isolasi, alienasi, dan pengikisan nilai – nilai.

Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat

Domininick (2001) menyebutkan beberapa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat, yaitu :

a.    Fungsi pengawasan (surveillance)
Fungsi ini terdiri dari  2 bentuk utama, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. Media massa menjalankan fungsi pengawasan peringatan, jika menginformasikan tentang ancaman yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya bencana alam, serangan militer, inflasi dan krisis ekonomi. Fungsi pengawasan instrumental dari media massa jika informasi yang disampaikan memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

b.  Fungsi penafsiran (interpretation)
        Fungsi ini dijalankan jika media selain menyampaikan fakta dan data kepada khalayak, juga memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa mana yang layak dan yang tidak layak disajikan.

c.  Fungsi keterkaitan (linkage)
     Media massa dapat menjadi alat pemersatu anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d.  Fungsi penyebaran nilai (transmission of values)
Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Media massa memperlihatkan kepada khalayak tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka.
 
e.  Fungsi hiburan (entertainment)
Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media massa. Media yang sangat jelas menjalankan fungsi ini adalah televisi,  radio dan tabloid.
     
Selain fungsi-fungsi di atas, ada beberapa fungsi yang bersifat umum  lain dari media massa, yaitu fungsi informasi, pendidikan, memengaruhi, fungsi proses pengembangan mental, adaptasi lingkungan dan fungsi memanipulasi lingkungan. Secara lebih khusus media massa mempunyai fungsi, yaitu fungsi meyakinkan, menganugerahkan status, membius, menciptakan rasa kebersatuan, privitasi dan hubungan parasosial. (Karlina, dkk, 2002)






Daftar Pustaka

kurniati, renie. (2010). Konsep dan Model Komunikasi Massa.[online]. Tersedia:              http://reniekurniati.blogspot.com/2010/11/konsep-dan-model-komunikasi-massa.html         [09 April 2013]
Pirol, Abdul.(2011). http://altajdidstain.blogspot.com/2011/02/teori-media-dan-teori-         masyarakat.html [09 April 2013]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar