Media dan masyarakat
merupakan dua hal yang tak terpisahkan, ibarat ikan dan air. Karena itu,
memisahkan media dari masyarakatnya, sama halnya dengan memisahkan ikan dari
air. Hal ini tidaklah berarti masyarakat dapat mengontrol media secara
otoriter, tetapi dimaksudkan untuk menggambarkan keberadaan media tidak dapat
dipisahkan dari masyarakatnya. Demikian pula, dalam batas-batas tertentu dapat
dipahami bahwa media dan keberadaannya merepresentasikan suatu masyarakat.
Sebagaimana dikatakan oleh Jeffres (1968: 14), “The mass media can ‘reflect
society’ in a multitude of ways”. Ingin dikatakan di sini, media dan masyarakat
memiliki hubungan yang sangat erat.
Denis
McQuail (1987) dalam bukunya yang berjudul “Mass Communication Theory” mencoba
untuk mengklasifikasikan Teori Media dan Masyarakat menjadi sbb : pertama,
Dominasi versus Pluralisme ; kedua, Sentrifugal versus sentripetal.
Dominasi
Versus Pluralisme
Dimensi ini membedakan
antara mereka yang berpandangan bahwa media sebagai alat yang dikuasai untuk
melangsungkan kepentingan kelas elit atau penguasa ; dengan mereka yang
berpandangan media sebagai respon terhadap kebutuhan lapisan bawah.
Ciri yang pertama tersebut ditandai
adanya : Sentralisasi yakni sumbernya dapat dikontrol oleh segelintir orang,
baik pemerintah ataupun dunia usaha. Demikian pandangan dari sudut
Dimensi Dominasi.
Ciri yang kedua ditandai adanya : banyaknya
sumber, keanekaragaman pesan dan berorientasi publik. Demikian pandangan dari
sudut Dimensi Pluralisme.
Sentrifugal
Versus Sentripetal
Dalam dimensi ini yang
ditonjolkan adalah adanya kecenderungan - kecenderungan media ; disatu sisi
menjunjung gagasan perubahan, kebebasan, keanekaragaman, dan fragmentasi ;
disisi lain mengunggulkan ketenangan, kontrol, persatuan, dan keterpaduan
(kohesivitas).
Kenyataan ini tak dapat
dipungkiri, jika ahli media mengatakan bahwa dalam sejarahnya ; media membawa nilai
– nilai yang baru dari kota ke desa, dari lapisan atas ke lapisan bawah ;
mendobrak kebiasaan dan sistem nilai yang mapan ; me-motivasi orang untuk
berjuang mencapai kehidupan yang lebih baik ; bisa melemahkan kepatuhan orang
pada nilai – nilai tradisional ; meningkatkan kebutuhan konsumsi ; dan membantu
orang untuk membebaskan diri dari cara berpikir kelompok sosialnya sendiri
menuju lingkungan sosial yang lebih luas.
Dilain pihak, ada juga
ahli media yang berpandangan bahwa media telah berperan dalam menggantikan
sistem nilai dengan seperangkat nilai baru, homogen, dan tidak kompleks. Nilai
– nilai tersebut menekankan konformitas dan keteraturan.
Disini
pandangan sentrifugal dan sentripetal tampak berbeda sekali, walau demikian
dalam kenyataannya menurut J. Carey (1969) dalam karyanya yang berjudul “The
communication revolution and the profesional communicator” mengatakan bahwa
dalam hal tertentu keduanya dapat berjalan seiring.
Denis
McQuail (1987) dalam bukunya yang berjudul “ Mass communication Theory”
mengatakan bahwa mengawinkan keduanya
dalam teori justru bisa membingungkan. Dengan demikian kedua pandangan tersebut
memiliki teori masing – masing. Dalam pandangan Sentripetal terdapat dua versi
; pertama, versi positif : yang menekankan media sebagai pengintegrasi dan
pemersatu ; kedua, versi negatif : yang menilai efek kegiatan sebagai upaya
homogenisasi dan kontrol yang manipulatif.
Dalam pandangan
Sentrifugal juga terdapat dua versi ; pertama, versi positif : yang menekankan
adanya modernisasi, kemerdekaan, dan mobilitas ; kedua, versi negatif : yang
menekankan isolasi, alienasi, dan pengikisan nilai – nilai.
Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat
Domininick (2001)
menyebutkan beberapa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat, yaitu :
a.
Fungsi pengawasan (surveillance)
Fungsi ini terdiri dari 2 bentuk utama, yaitu pengawasan peringatan
dan pengawasan instrumental. Media massa menjalankan fungsi pengawasan
peringatan, jika menginformasikan tentang ancaman yang disebabkan oleh beberapa
hal, misalnya bencana alam, serangan militer, inflasi dan krisis ekonomi.
Fungsi pengawasan instrumental dari media massa jika informasi yang disampaikan
memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Fungsi penafsiran (interpretation)
Fungsi ini dijalankan jika media selain
menyampaikan fakta dan data kepada khalayak, juga memberi penafsiran terhadap
kejadian-kejadian penting. Media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa
mana yang layak dan yang tidak layak disajikan.
c.
Fungsi keterkaitan (linkage)
Media
massa dapat menjadi alat pemersatu anggota masyarakat yang beragam sehingga
membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang
sesuatu.
d.
Fungsi penyebaran nilai (transmission of values)
Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Media massa
memperlihatkan kepada khalayak tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak
dan apa yang diharapkan mereka.
e.
Fungsi hiburan (entertainment)
Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media
massa. Media yang sangat jelas menjalankan fungsi ini adalah televisi, radio dan tabloid.
Selain fungsi-fungsi di
atas, ada beberapa fungsi yang bersifat umum
lain dari media massa, yaitu fungsi informasi, pendidikan, memengaruhi,
fungsi proses pengembangan mental, adaptasi lingkungan dan fungsi memanipulasi
lingkungan. Secara lebih khusus media massa mempunyai fungsi, yaitu fungsi
meyakinkan, menganugerahkan status, membius, menciptakan rasa kebersatuan,
privitasi dan hubungan parasosial. (Karlina, dkk, 2002)
Daftar Pustaka
kurniati, renie. (2010). Konsep dan Model Komunikasi Massa.[online]. Tersedia: http://reniekurniati.blogspot.com/2010/11/konsep-dan-model-komunikasi-massa.html [09 April 2013]
Pirol, Abdul.(2011). http://altajdidstain.blogspot.com/2011/02/teori-media-dan-teori- masyarakat.html [09 April 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar