Jumat, 02 November 2012

BAHAYA MEROKOK DAN PENGARUH ROKOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA








BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sangat ironis memang, dewasa ini manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam yang terganggu akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke dalam paru-paru mereka.


Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan  pria dewasa adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
                                                                                                                                    
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok.

1.2 Rumusan Masalah

            Dari latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang dibahas:
            1. Apa dampak dari merokok?
            2. Apa faktor penyebab prilaku merokok pada remaja?
            3. Bagaimana pengaruh rokok pada prestasi belajar siswa ?
            4. Apa upaya mengatasi perokok di sekolah?
Pembatasan Masalah 
           
        Mengingat kondisi dari berbagai hal, kemampuan penulis, waktu yang disediakan, dana yang  terbatas, buku yang tersedia, dan lain sebagainya tidak sesuai dengan kemampuan penulis maka permasalahan ini penulis batasi sebagai berikut:

 1. Bagaimana pengaruh rokok pada prestasi belajar siswa? 

 2. Apa upaya mengatasi perokok di sekolah?


 1.3 Tujuan Penelitian

            1.Untuk mengetahui bahaya merokok.
            2.Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. 
            3.Untuk mengetahui apa itu rokok.                                                      
            4.Untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap prestasi belajar siswa.

1.4 Metode Penelitian  
                                                                                                                                                            Metode yang digunakan dalam pembuatan karya tulis dengan judul Bahaya Merokok dan Pengaruh Rokok Terhadap Prestasi Belajar Siswa ini menggunakan
            1. Metode pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku – buku panduan 
            2. Metode deskriftif

1.5 Sistematika Penulisan
 

           Laporan penelitian dengan judul Bahaya Merokok dan Pengaruh Rokok Terhadap Prestasi Belajar Siswa ini menggunakan sistematika sebagai berikut

1. Bab I Pendahuluan, yang berisi atau membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.

2. Bab II Menguraikan mengenai pengertian rokok, jenis rokok, dampak dari merokok, dan faktor penyebab merokok pada remaja.
3. Bab III Pembahasan, membahas mengenai sejarah rokok, dan zat yang terkandung dalam rokok.

4. Bab IV Merupakan Bab pembahasan yang berisi tentang, laju peningkatan perokok dikalangan pelajar, landasan rasiaonal bahaya merokok pada kesehatan otak, fakta empirik penurunan IQ karena rokok, dan upaya mengatasi rokok.

5. Bab V Penutup, terdiri atas simpulan dan saran.









BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1  Pengertian Rokok

            Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
            
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

2.2 Jenis Rokok

            Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
           
1.      Rokok  Berdasarkan Bahan Pembungkus

• Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
• Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
• Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
• Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
     
2.      Rokok Berdasarkan Bahan Baku atau Isi

• Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
• Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
• Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
     
3.      Rokok Berdasarkan Proses Pembuatannya

• Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan caradigiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
• Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokoksama besar.
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam Filter
Internasional, Djarum Super, dan  sebagainya.
2.  Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dan  sebagainya.

     
4.      Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter

• Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
• Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

2.3  Dampak dari Merokok

            Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok.

            Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.

Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber).
 
           Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.

Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.

Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar sekolah.

Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.                  
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
- Gelisah, tangan gemetar (tremor)
- Cita rasa / selera makan berkurang
- Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya


2.4  Faktor penyebab merokok pada remaja

            Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
           
1.                          Faktor orang tua dan keluarga

            Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencuntoh orangtuanya.

2.                          Temanku merokok           

Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

3.                          Pribadiku

            Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor rendah (Atkinson, (1999).

4.                          Iklan Rokok
       
“Pria punya selera”, “Yang penting heppiii”, “Make up your mind”, dan  “Buktikan merahmu”. Inilah beberapa dari banyak slogan pada iklan rokok yang tak jarang kita lihat hampir di setiap sudut kota. Slogan-slogan tersebut sudah barang tentu menyimpan pesan dengan tujuan mendongkrak penjualan dengan meningkatnya konsumsi rokok di masyarakat. Sebuah fakta yang kontra produktif dengan berbagai himbauan berhenti merokok bagi masyarakat maupun para pelajar di sekolah.

Dari sudut pandang tertentu memang merokok tampaknya memiliki manfaat. Seorang jurnalis yang sibuk dan dikejar tengat waktu mengaku sulit berpikir dan berkonsentrasi bahkan kehilangan inspirasi jika tidak merokok. Merokok bahkan telah menjadi adegan klise dalam film-film yang mengisahkan tentang kesibukan seorang jurnalis, detektif maupun para pemikir hebat. Sergei Korolev, ilmuwan, pemikir yang berambisi menerbangkan manusia ke bulan dalam film Space Race tak henti-hentinya merokok saat menunggu roketnya yang meluncur ke antariksa. Di negeri kita yang berbudaya  timur, di mana hubungan sosial kemasyarakatan masih sangat kental, sebagian pria mengaku menjadi sulit bergaul tanpa rokok. Kaku dan kikuk menempatkan diri dalam pertemuan-pertemuan seperti hajatan, ronda bersama, dan semacamnya. Nah, tak pelak lagi slogan-slogan di atas dapat menjadi alat pendongkrak penjualan. Dengan menghubungkan kebiasan merokok dengan life style, perilaku easy life, sikap gentle, loyalitas tim, terbukanya inspirasi, dan semacamnya  mampu memberi sinyal posistif pada rokok. Namun, efek dari ini semua adalah beralihnya perhatian dari hal yang lebih penting yang seharusnya selalu menjadi perhatian setiap orang yang mencintai hidup, yakni kesehatan. Bagi pelajar, ancaman pada kesehatan berarti ancaman pada prestasi belajar.




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Rokok                                                                                                                     

            Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

3.2 Zat yang Terkandung Dalam Rokok                                                                                   

1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)

Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu (CvHwOtNySzSi). Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok.                                                     

            Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara. CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))  

            Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek. CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC)) reaksi pirolisa.
  
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.

2. Rokok dan Proses Penguapan Uap Air dan Nikotin

            Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.                          
            Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.

Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.

3. Tar dan Asap Rokok

Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.   Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan:
-  Batuk-batuk atau sesak napas      
- Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
   lidah atau bibir

4. Gas CO (Karbon Mono Oksida)

Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.                                                                 
            5.  Nikotin dan Kerja Nikotin          
       
      Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi system syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan
:   
·         Jantung berdebar-debar
·         Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan erat terjadinya serangan jantung.
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh efek nyaman itu.

Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress. Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
 
         Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. =Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.

Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.                                      Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Laju Peningkatan Merokok di Kalangan Pelajar yang Menghawatirkan

Saat ini, terdapat kurang lebih 1.100 juta penghisap rokok di dunia. Tahun 2025 dimungkinkan akan bertambah hingga mencapai 1.640 juta orang. Setiap tahunnya, sekitar 4 juta orang meninggal karena kasus yang berhubungan dengan tembakau, terutama rokok. Tahun 2030, perkiraan ini akan meningkat mencapai angka 10 jutaan. WHO menyatakan pada tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal apabila konsumsi tembakau tidak segera dihentikan.

Hasil survey dari beberapa SMP di Jakarta menyatakan bahwa setiap siswa di sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40% sebagai perokok aktif yang terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Selanjutnya, 25% dari pelajar yang merokok tersebut mengalami drop out. Yayasan Jantung Indonesia mengadakan angket yang hasilnya adalah sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman.

Scott T. Leatherdale, dari salah satu perguruan tinggi di Ontario, Kanada, melakukan penelitian dengan sampel 4.286 murid kelas 6 dan 7 dari 57 sekolah di Ontario menyimpulkan bahwa kecenderungan  merokok para murid akan naik apabila siswa tersebut sering melihat murid-murid lainnya, seniornya, atau orang-orang di sekitarnya merokok. Laju peningkatan merorok 1% pada kelas 8 akan memicu peningkatan 1.02-1.08% pada kelas 6 dan 7. Dari penelitian yang sama juga didapat bahwa 1.400 (32.7%) murid pada kelas 6 dan 7 merupakan siswa dengan resiko merokok rendah, dan 23 (40.3%) sekolah dikelompokkan sebagai sekolah dengan resiko merokok tinggi. Murid dengan resiko rendah akan naik resikonya jika masuk ke sekolah dengan resiko tinggi. Kecenderungan ini jelas mengkhawatirkan. Dengan fakta tersebut, maka tepat sekali bila pemerintah melarang adanya adegan merokok pada berbagai iklan rokok. Karena memang hal tersebut sangat berpengaruh pada peningkatan rangsangan untuk merokok.


4.2 Landasan Rasional Bahaya Rokok pada Kesehatan Otak

Dari segi kesehatan, merokok jelas sangat merugikan.  Bahkan bahayanya tidak hanya mengancam si perokok (perokok aktif), tetapi juga membahayakan orang di sekitarnya yang secara kebetulan menghirup asapnya (perokok pasif). Contohnya, bila seorang guru merokok di kelas, maka ia adalah perokok aktif dan siswa dapat menjadi perokok pasifnya. Resiko bagi keduanya bisa sama buruknya.

Sedikitnya ada tiga zat berbahaya dalam setiap hisapan asap rokok yang dihirup oleh perokok aktif maupun pasif, yaitu nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin merupakan zat adiktif yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menimbulkan efek ketagihan atau ketergantungan dalam jangka waktu yang lama. Zat ini sangat berbahaya bagi organ tubuh, terutama pernapasan, yang berlanjut pada gangguan pada sistem peredaran darah karena memicu pembekuan, mengeraskan pembuluh arteri, serta penyempitan pembuluh darah. Nikotin juga merangsang zat kimia di otak sehingga menyebabkan kecanduan dan merangsang kelenjar adrenalin menghasilkan hormon yang mengganggu kerja jantung. Akibat paling buruk yang merugikan pelajar adalah kerusak jaringan otak yang ditimbulkan Nikotin.
Tar dalam rokok tidak kalah jeleknya dalam menimbulkan kerusakan. Tar dapat mematikan sel-sel pada alveolus dan saluran pernapasan, serta meningkatkan produksi lendir pada paru-paru.  Zat ini juga merupakan bahan karsinogenik (bahan perangsang tumbuhnya kanker) dan dapat mengakibatkan berhentinya gerakan rambut getar di saluran pernapasan sehingga zat berbahaya lainnya dapat masuk ke saluran pernapasan. Sementara itu, zat ketiga yang masuk paru-paru dalam setiap hisapan asap rokok adalah karbon monoksida (CO).  Zat ini akan menghambat hemoglobin dalam mengikat oksigen (O2), akibatnya suplai oksigen ke jaringan tubuh, organ dan otak akan terganggu. Lebih buruk lagi, zat karbon monoksida ini akan menempati sebagian porsi oksigen dan menggantikannya dalam darah yang merupakan racun bagi tubuh maupun otak. Dan pada tingkat tertentu, kandungan karbon monoksida dalam darah dapat menyebabkan kematian. Jelaslah bahwa Nikotin, Tar, dan CO, ketiganya berdampak buruk pada otak, dan pada gilirannya dapat menghambat upaya memperoleh prestasi tinggi.

Zat-zat berbahaya lain yang terkandung dalam rokok adalah arsenik, zat air belerang, senyawa-senyawa asam, zinc (seng), dan karbon dioksida.


4.3 Fakta Empirik Penurunan IQ karena Rokok

Para peneliti dari Prancis membenarkan bahwa merokok dapat merusak otak. Dari data yang dikumpulkan dari 5.000 warga Inggris, menunjukkan bahwa mereka yang merokok lebih rendah tingkat ingatan, bernalar, kosakata, dan kecakapan verbalnya, dibandingkan mereka yang tidak merokok. Merokok sangat mempengaruhi penurunan mental di usia muda, dan kerapuhan fisik di usia tua. Kebiasaan merokok yang dilakukan pada usia muda menurunkan tingkat memori dan kemampuan bernalar. Hal ini dilaporkan oleh Severine Sabia dan koleganya dari Institut Kesehatan Nasional dan Penelitian Medis di Villejuif, Prancis.

The Sheba Medical Center yang terletak di Kota Tel Hashomer, Israel, melakukan penelitian yang menghasilkan hasil yang sama. Para perokok memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak merokok. Sampel dalam penelitian ini adalah 2.000 orang perokok aktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa para perokok aktif tersebut hanya memiliki IQ rata-rata pada angka 94. Padahal, IQ rata-rata non-perokok berada pada angka 101. Sedangkan pada perokok aktif yang menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari memiliki rata-rata poin IQ 90. Berarti, para perokok yang gemar menghabiskan berbatang-batang rokok dalam sehari semakin turun tingkat kecerdasannya.

4.4 Upaya Mengatasi Perokok di Sekolah

Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu disebabkan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok.
Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
Ø  Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa     krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
Ø  Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali   timbul keinginan untuk merokok, Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri.
Ø  Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur.
Ø  Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.

Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
Ø  Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti pensil, pena, atau membaca buku.
Ø  Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah korek api.
Ø  Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada  rokok.
Ø  Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dan sebagainya.
Ø  Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke,  keguguran, dan lain-lain.

Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:                                                                  
Ø  Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang   menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri kita sendiri.
Ø  Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti   berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
Ø  Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bias  mengatasi masalah yang ada.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok. Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.



BAB V
PENUTUP


5.1 Simpulan

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara teori dan berdasarakan fakta di lapangan, merokok sangat berbahaya secara fisik maupun mental. Merokok merusak otak, menurunkan kecerdasan, dan dapat menghalangi upaya mencapai pretasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar sudah semestinya menjauhi rokok dan menasihati teman-teman yang merokok supaya segera menghentikannya demi kebaikan kita semua. Lebih dari itu, rokok seharusnya dihindari oleh semua kalangan, termasuk siswa, pegawai, dan guru di lingkungan sekolah. Apabila pelajar Indonesia bebas dari penyakit ‘merokok’, maka harapan untuk memajukan kecerdasan bangsa dan mengembangkan Indonesia menjadi bangsa beradab dan maju di mata dunia bukan lagi cita-cita yang mustahil.

5.2. Saran
- Sebaiknya prilaku mengkonsumsi rokok dihindari
- Jangan membawa pematik atau korek hal ini dapat mengurangi pengunaan rokok di tempat    umum
- Harga rokok sebaiknya dinaikkan agar para perokok berpikir panjang untuk membeli rokok yang sangat mahal
-Diutamakan bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok
-Jika sudah terlanjur menjadi seorang perokok, berusahalah untuk berhenti secara perlahan













DAFTAR PUSTAKA

Jaya, M. (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma
Saktyowati, D.O. (2008). Bahaya Rokok.Depok: Arya Duta

7 komentar:

  1. terima kasih. sangat membantu sekali untuk pembelajaran

    BalasHapus
  2. makasih informasinya gan cz tlh membantu saya dalam menyelesaikan tugas kuliah.

    BalasHapus
  3. Silahkan gan..

    Terima kasih atas kunjungannya..

    Bila ada kekurangan mohon keritik dan sarannya.. makasih..

    BalasHapus