Minggu, 04 Oktober 2015

Old Media vs New Media ( Media Cetak vs Media Internet/Online )




Pendahuluan

Perkembangan dunia teknologi di bidang informasi dan komunikasi saat ini telah mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat cepat. Perubahan dan perkembangan ini selalu di sertai dengan inovasi-inovasi baru yang dimunculkan untuk mendukung teknologi yang sudah ada. Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat buktikan melalui kehadiran Internet, yang telah digunakan oleh berbagai kalangan.
            Internet adalah singkatan dari interconnection Networking, internet merupakan jaringan global dari sebuah jaringan computer yang dikembangkan pada tahun 1969 oleh US Departement of Defense dalam proye ARPANet (Advanced Research Project Network). Perkembangan internet berlangsung sangat pesat dan memiliki banyak kelebihan, baik secara teknis operasional maupun dari sisi social karena Internet memiliki kontribusi yang besar di dalam masyarakat, terutama dalam proses penyebaran berita dengan menggunakan internet atau lebih tepatnya media online.
            Perkembangan teknologi ini, memberi pengaruh pada gaya hidup masyarakat, yang dulunya mencari informasi dengan membaca surat kabar. Tetapi saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan internet untuk mencari berita, bahkan tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat yang secara langsung dapat menjadi sumber informasi bagi orang lain.
Hal tersebut juga didukung dengan berkembangnya media cetak online di internet, disertai banyaknya perusahaan koran dan majalah yg beralih mendirikan situs online; dan dibarengi juga dengan trend penggunaan gadget seperti Handphone, Ipad, Galaxy tab maupun Playbook untuk akses internet, mampukah media cetak bertahan ?


Old Media vs New Media

Sebelum membahas lebih jauh tentang new media dan old media alangkah baiknya jika kita semua menemukan titik temu/ pandangan yang sama tentang apa yang dimaksud dengan new  media  dan  old  media.  Untuk  memudahkan  pemahaman  kita  mengenai  keduanya, dalam pembahasan ini, new media merujuk pada internet, sedangkan old media adalah media cetak.
Kata “media” berasal dari kata medius yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” informasi  dengan  penerima informasi. Dengan demikian, media merupakan wahana penyaluran informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Media cetak mempunyai makna sebuah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur utama adalah tulisan (teks), gambar visualisasi atau keduanya. Media cetak ini bisa dibuat untuk membantu fasilitator melakukan komunikasi interpersonal saat pelatihan atau kegiatan kelompok. Media ini juga bisa dijadikan sebagai bahan referensi (bahan bacaan) atau menjadi media instruksional atau mengkomunikasikan teknologi baru dan cara-cara melakukan sesuatu (leaflet, brosur, buklet). Bisa juga mengkomunikasikan perhatian dan peringatan serta mengkampanyekan suatu isu (poster) dan menjadi media ekspresi dan karya personal (poster, gambar, kartun, komik).
New Media secara bahasa dapat berarti “perantara baru”. Istilah New Media sebenarnya baru  muncul  di  akhir  abad  ke  20,  digunakan  untuk  menyebut  media baru  yang  menggabungkan  berbagai  media konvensional  di  Internet.  Teknologi  yang  digambarkan  sebagai  New  Media  mempunyai  ciri  digital,  sering mempunyai  karakteristik  dimanipulasi,  melalui  jaringan,  padat,  kompresibel,  interaktif  dan  tidak  memihak. Beberapa contoh diantaranya mungkin Internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROM, dan DVD.
Tidak  bisa  dipungkiri  lagi  bahwa  perkembangan  dunia  internet  saat  ini  sudah  sangat pesat.  Baik  perkembangan  ditinjau  dari  sisi  perangkat  lunaknya  (tekhnologinya)  maupun  penggunannya.  Perkembangan  yang  luar  biasa  di  bidang  internet  inilah  kemudian menyebabkan bidang ini semakin dimanfaatkan para manusia  sebagai pemangku kebudayaan untuk mendukung berbagai aktifitasnya. Baik yang profit oriented maupun yang nirlaba. Mereka yang profit oriented berusaha menggunakan internet untuk berbagai macam bisnis, sedangkan untuk yang nirlaba antara lain berupa pembuatan blog-blog pribadi, usaha pembelaan terhadap kelompok  terpinggirkan, dan  sebagainya. Dan tidak dapat dipungkiri juga bahwa perkembangan internet ini sangat erat kaitannya dengan perkemabangan new media.


Apa Itu Internet?

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan komputer terpadu yang saling terhubung secara global dengan standar tertentu yang berfungsi sebagai sarana pertukaran informasi dan juga data antara pengguna satu dengan pengguna lainnya.
Pengertian internet menurut para ahli beraneka ragam. Secara umum internet merupakan koneksi dari jaringan komputer-komputer dunia yang dapat menembus hambatan ruang, waktu dan kondisi di seluruh dunia. Kehadiran teknologi ini tak lain adalah upaya inovasi yang ditemukan manusia dalam rangka menciptakan sistem kehidupan yang lebih mudah, praktis, murah dan efisien.
Istilah The Web atau jaringan laba-laba merupakan bentuk analogi dari wujud jaringan internet yang terbentang di seluruh dunia. Jaringan ini dihubungkan oleh titik-titik yang dapat berupa komputer, peralatan komunikasi atau jaringan lokal.
Lani Sidarta pada tahun 1996 memberikan gambaran akan definisi internet secara umum. Meskipun secara fisik teknologi ini adalah wujud dari perpaduan jaringan komputer-komputer dunia,internet perlu juga dipandang serius sebagai gudang informasi. Internet menjadi salah satu sumber daya informasi yang sangat potensial untuk mempermudah sistem kehidupan.
Bayangkan saja, kehadiran internet telah mampu melahirkan sebuah sistem kehidupan baru yang lain, atau diistilahkan dengan dunia maya. Dunia maya memiliki kemiripan yang sangat jelas dengan kehidupan nyata. Apa yang Anda lakukan di dunia nyata, saat ini bisa juga kita lakukan di dunia maya.
Bahkan dengan cara yang lebih simple dan murah, berbagai aktivitas dunia nyata bisa sukses kita jalankan di dunia maya. Hebatnya lagi, kadang-kadang aktivitas dunia maya memberikan keuntungan berlipat-lipat lebih baik ketimbang dunia nyata. Sebagai contoh aktivitas bisnis online yang dijalankan seseorang dengan memanfaatkan teknologi internet.
Tak jarang para pelaku bisnis dunia maya bisa mendapat keuntungan jauh lebih besar ketimbang pelaku bisnis dunia nyata, bahkan dengan cara yang lebih mudah. Inilah salah satu bentuk pengertian internet menurut para ahli dari sudut pandang luas dan cukup bijaksana. Bagaimana pun kehadiran teknologi internet telah memberikan bentuk kemudahan-kemudahan dalam berbagai sistem kehidupan.
Menurut Lani Sidharta (1996) : walaupun secara fisik Internet adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum Internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi Internet adalah informasi, dapat dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap. Bahkan Internet dipandang sebagai dunia dalambentuk lain (maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada diInternet seperti bisnis, hiburan, olah raga, politik dan lain sebagainya.


Sejarah Internet 

Internet pertama kali dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun1969. Pembentukannya terjadi melalui proyek ARPA yang disebut dengan ARPANET (Advance Research Project Agency Network). Proyek ini mendemonstrasikan cara berkomunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Komunikasi tersebut dilakukan dengan menggunakan hardware dan software komputer berbasis UNIX. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Pada awalnya, proyek tersebut dilakukan untuk keperluan militer Amerika. Departemen Pertahanan Amerika Serikat membuat sistem jaringan komputer dengan menghubungkan komputer pada daerah-daerah penting. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah jika terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya pemusatan informasi. Informasi yang terpusat diyakini akan mudah dihancurkan musuh pada masa perang.
Pada awal kemunculannya, ARPANET hanya menghubungkan empat situs yakni Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara dan University of Utah. Situs-situs tersebut membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, sedangkan ARPANET diperkenalkan secara umum pada bulan Oktober 1972. Kemudian tidak berselang lama, proyek ini berkembang pesar di seluruh daerah dan semua universitas ingin bergabung. Hal inilah yang membuat ARPANET dipecah menjadi dua, karena ARPANET kesulitan mengatur pihak-pihak yang ingin bergabung. Dua pecahan ARPANET adalah MILNET yang digunakan untuk keperluan militer dan ARPANET baru dengan kapasitas lebih kecil yang digunakan untuk keperluan non-militer seperti universitas. Sedangkan gabungan dari kedua jaringan itu dikenal dengan nama DARPA Internet yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Dilihat dari data diatas kita juga dapat menyimpulkan bahwasannya cikal bakal dari jaringan internet global yang ada sekarang ini adalah hasil pengembangan dari jaringan computer yang sedehana dan mencakup lingkungan yang sepit. Namun seiring berkembangnya zaman dan teknologi internet menjadi semakin komplek dan canggih. Sehingga mampu menghubungkan pengguna dari seluruh penjuru dunia dalam suatu jaringan global untuk bertukar informasi dan konten yang sangat beragam yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja.


Media online menjadi pesaing media cetak

1.                  Fakta yang menunjukkan menurunnya jumlah pembaca dari media cetak
Berikut adalah  data  statistik  yang menunjukkan  perkembangan konsumen  old  dan  new  media sebagai berikut:
Tahun
Koran
Internet
2007
23%
12%
2008
22%

2009
18%
17%
2010
15%

2011
14%
28%
Diolah dari  Hasil Survei Media Index yang dilakukan oleh Nielsen Media 2011.
Dari  data  di  atas  menunjukkan  kepada  kita  bagaimana  telah  terjadi  perubahan  yang menarik  antara  pembaca  koran  dengan pengguna  Internet.  Kita  bisa  melihat  bahwa  pembaca media cetak semakin menurun sejak tahun 2007. Sebaliknya, pengguna internet prosentasenya semakin lama semakin meningkat.
Data  di  atas  tidak  jauh  berbeda  dengan  data  dari  Internet  World  Stats,   dalam  satu dasawarsa  terakhir  jumlah  pengguna  internet   (netter)  di  dunia  meningkat  drastis.  Dari  0.4% pengguna dari seluruh penduduk dunia di tahun 1995, kini naik hampir 60 kali lipat pada 2008.  Dan  sejak  tahun  2000,  pertumbuhan  netter  dunia  naik  rata-rata  2%  terhadap  total  populasi dunia.
Seperti tampak pada tabel berikut:
Tahun
Pengguna Internet
Penduduk (%)
1995
16,000,000
0.4%
1996
36,000,000
0.9%
1997
70,000,000
1.7%
1998
147,000,000 
3.6%
1999
248,000,000 
4.1%
2000
361,000,000 
5.8%
2001
513,000,000 
8.6%
2002
587,000,000 
9.4%
2003
719,000,000
11.1%
2004
817,000,000
12.7%
2005
1,018,000,000 
15.7%
2006
1,093,000,000
16.7%
2007
1,319,000,000
20.0%
2008
1,565,000,000 
23.3%
2009
1,802,000,000 
26,6%
2010
1,971,000,000 
28.8 %
2011
2,267,233,742 
32%

Jika melihat data statistik dan kecenderungan perkembangan pembaca media cetak dan pengguna  Internet  di  atas  kita  boleh-boleh  saja mengatakan  bahwa  internet  jauh  lebih unggul daripada media cetak. Dengan demikian kita pun pasti sependapat pelan tetapi pasti (slow but sure) new media akan menggusur media cetak.
Fakta menurunya pembaca media cetak ini juga seirama dengan turunnya jumlah iklan  pada media cetak yang berdasarkan fakta berupa data tahun 2006 yang menunjukkan bahwa iklan di koran sebesar 28,4 persen. Angka ini diprediksi akan mengalami penurunan sampai di tahun 2010 menjadi 23,3 persen sedangkan pertumbuhan iklan di media internet dalam kurun 2007-2010 akan tumbuh 23 persen. Sekadar perbandingan, berdasar data yang dipublikasikan Newspaper Association of America pada September lalu, di Negeri Paman Sam total pendapatan iklan surat kabar anjlok USD3 miliar pada enam bulan pertama tahun ini menjadi 18,8 miliar. Ini merupakan angka terendah selama puluhan tahun, berdasarkan data yang dipublikasikan. Alan Mutter dari Reflections of a Newsosaur mengatakan, penurunan ini sudah terjadi selama sembilan kuartal sebelumnya selama berturut-turut .
Tahun 2008 media online meraup perolehan iklan sebesar Rp 80 miliar. Sejumlah perusahaan periklanan kian serius membangun divisi media digitalnya. Sejumlah produk juga telah memutuskan hanya mengiklankan via media online. Data yang dirilis Zenith Optimedia menyebutkan bahwa belanja iklan online akan naik rata-rata 23 persen per tahun dalam periode 2007-2010, pergeseran ini diakibatkan meningkatnya pengguna internet. Saat ini ada 35 juta pengguna internet, dimana sekitar 44 persen menggunakannya setiap hari selama dua jam.

2.      Hal-hal yang mnyebabkan turunnya tingkat pembaca media cetak

Temuan Survei AC Nielsen pada kuartal III 2008 menunjukkan tren menurun bagi pembaca media cetak sejak 2004. Penyebab menurunnya pembaca media cetak antara lain terlalu sibuk untuk membaca (72 persen), beralih ke televisi (14 persen), berhenti membeli karena kenaikan harga (11 persen) atau bisa dikatakan makin terbatasnya waktu luang dan kekecewaan terhadap meningkatnya harga media cetak menyebabkan pembaca beralih ke internet.
Kini masyarakat cenderung beralih pada berita berbasis web karena surat kabar online lebih murah serta menyajikan informasi yang lebih real time. Sedangkan informasi yang didapat dari koran baru bisa dibaca minimal sehari setelah peristiwa berlangsung. Koran berbasis internet menyampaikan pesan pada koran cetak lokal untuk berubah dan bergerak cepat karena koran online juga semakin ekslusif,
Faktor usia pun menjadi salah satu pemicu mengapa berita di web lebih banyak dinikmati daripada surat kabar. Kebiasaan membaca media cetak (koran) menipis di kalangan anak muda. Mereka inilah yang mendorong pertumbuhan media online. Generasi muda lebih menyukai media online yang terlihat lebih modern dibanding media cetak yang dipilih oleh generasi tua. Karena berita yang didapat dari internet bersifat langsung dan cepat, membuat khalayak lebih memilih media ini daripada koran dalam hal mengakses informasi.


Keunggulan dan Kelemahan Media Online dan Media Cetak

Metamorfosis peradaban tidak lagi berjalan lamban semenjak teknologi informasi mulai merambah berbagai lini kehidupan baik sosial, ekonomi, hiburan, maupun pendidikan. 
Orang dengan mudah mengetahui berita paling aktual hanya dengan mengeklik situs berita di web. Siapa yang mampu menguasai teknologi maka dialah pawangnya dunia, hal tersebut tidak lagi mampu terbantahkan karena teknologi boleh dibilang kiblatnya modernitas dan referensi bagi negara kedua dan ketiga (berkembang).
Di era digital ini penggunaan internet merupakan langkah bijak menghemat tenaga dalam mencari materi (bank data) di internet cenderung lebih mutakhir. Internet yang tak mengenal batas geografis juga menjadikannya sebagai sarana ideal penyebaran informasi (Sutanta 2005: 540).
Berita media cetak mungkin suatu saat pasti akan punah karena adanya berita media online yang lebih cepat mengakses informasi. Namun ada kelebihan dan kekurangan dari media cetak dan media online.
Adapun kelebihan dan kelekurangan dari masing- masing media tersebut adalah sebagai berikut :

1. Media cetak
Keunggulan :
·         Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya atau  mengklipingnya
·     Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir  lebih spesifik tentang isi tulisan.

Kelemahan :
·         Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat dari media massa yang lain karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.
·         Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak dapat didengar.
·    Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.
·       Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.

2. Media online
Keunggulan :
·         Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam menyampaikan beritanya.
·         Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan streaming.
·         Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan saja yang kita mau.

Kelemahan :
·         Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di  media online biasanya tidak seakurat media lainnya.
·         Memerlukan perangkat dan juga akses internet

Berdasarkan uraian diatas kita dapat melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki kedua media di atas, media online mempunyai keunggulan dalam segi kecepatan. Kecepatan tersebut dapat mengalahkan media lainnya karena audiens sekarang lebih mengutamakan kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi, dan hal itu dimiliki oleh media online.
Melihat hal ini, prospek media online akan sangat unggul dan dapat mengalahkan media lainnya. Apalagi jika seluruh dunia dapat mengakses internet dengan mudah, otomatis media online akan lebih sering digunakan audiens dibanding jenis media cetak. Namun disisi lain media cetak juga memiliki keunggulan karna tidak terlalu memerlukan perangkat seperti halnya media online.
Bila kita cermati secara keseluruhan penyajian berita pada media online dan media cetak sesungguhnya dapat saling melengkapi. Media online dan media cetak dikatakan saling melengkapi karena ketika suatu berita di tulis secara singkat dan tidak mendalam di media online,  kemungkinan besar orang akan mencari sumber berita lain untuk melengkapi berita yang dirasa belum mendalam pada media online. Sama halnya seperti media cetak, ketika berita yang di sajikan hanya berupa tulisan atau kalimat-kalimat dan gambar saja, pembaca dapat dengan mudah melihat video terkait suatu berita di media online dari media cetak yang di bacanya.
Untuk saat ini media cetak masih mampu mempertahankan eksistensinya. Media cetak tidak akan hilang paling tidak untuk 15-20 tahun kedepan ketika generasi lama perlahan-lahan tergantikan atau ketika semua hutan telah habis dibabat dan tidak ada lagi bahan untuk membuat kertas.
Media online saat ini boleh dikatakan berada diatas angin karena merupakan “key” solusi informasi dimasa depan yang paling ditunggu dan dikejar pembaca yang bergerak secara dinamis (perdetik) jika keprofesionalitas dan kesungguhan mampu dipertahankan. Maka dari itu sudah saatnya media online di manage secara professional, tidak sekedar tampil untuk beberapa waktu kemudian tenggelam begitu saja, ibarat sebuah masakan perlu racikan bumbu yang khas sebagai “jualan” yang unik dan diburu konsumen, jika tidak mau kehilangan pembacanya.

Simpulan

Kini masyarakat cenderung beralih pada berita berbasis web karena surat kabar online lebih murah serta menyajikan informasi yang lebih real time. Sedangkan informasi yang didapat dari koran baru bisa dibaca minimal sehari setelah peristiwa berlangsung.
Namun, media massa apapun yang baru lahir termasuk system online yang cepat itu, tidak akan pernah bisa atau belum bisa menggeser media-media yang sudah ada sebelumnya. Kenyataanya sampai saat ini media massa pertama, koran, masih tetap laku di pasaran. Hal ini terjadi karena media cetak menjadi pelengkap dari media online dan begitupun sebaliknya.
Media online saat ini boleh dikatakan berada diatas angin karena merupakan “key” solusi informasi dimasa depan. Namun masih perlu penanganan yang lebih professional, agar tidak sekedar tampil untuk beberapa waktu kemudian tenggelam begitu saja. Media online juga perlu melakukan inovasi-inovasi agar nantinya benar-benar layak menggantiakan media cetak.










DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006), 3.
Ronald H.Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran (Jakarta: Raja       Grafindo Persada, 1994), 161.
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, Pelayanan Profesional Pembelajaran dan          Mutu Hasil Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 7.
Surono. Marginalized  dan Pertarungan New Media vs Media Cetak. Tersedia pada http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31144367/New_Media_vs_Media_Cetak-libre.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1413697691&Signature=xc67m0YulZYZvQNPzb7cUggRMKU%3D Diakses pada 15 Oktober 2014
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 136.
http://www.goggle.com/search/ie=UTF.8&OE=UTF.8sourcied=navclient&Gfris=1&q= pengertian + media + cetak. Diakses pada 15 oktober 2014
http://www.anneahira.com/pengertian-internet-menurut-para-ahli.htm diakses pada 15 oktober 2014
http://www.teknopreneur.com/content/media-online-pesaing-media-cetak Diakses pada 15 Oktober 2014
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/25/04444368/.media.tradisional.vs.new.media Diakses pada 15 Oktober 2014
http://mmibii.blogspot.com/2008/11/media-online-tumbuh-media-cetak-merosot.html Diakses pada 15 Oktober 2014
http://dahlandahi.multiply.com/journal/item/330/Pembaca_Media_Cetak_Menurun Diakses pada 15 Oktober 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar