A.
Theodore
M. Newcomb and Bernard Berelson & Gary A. Steiner
B.
Gerald
R. Miller and Everett M. Rogers
C.
Wilbur
Schramm and Harold Lasswell
A. DEFINISI KOMUNIKASI
: Theodore M. Newcomb and Bernard Berelson & Gary A. Steiner
Theodore M. Newcomb : “Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,
terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, yang berlangsung dari sumber kepada
penerima”.
Bernard Berelson & Gary
A. Steiner : “Komunikasi : transmisi informasi; gagasan,
emosi, keterampilan, dsb. Dengan menggunakan simbol-simbol ; kata-kata, gambar,
grafik, dsb. Proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi”.
Kedua pakar ini telah menyebutkan bahwa ‘komunikasi itu merupakan suatu proses tindakan mentransmisikan
informasi, dari sumber kepada penerima atau yang sering kita kenal dari
komunikator kepada komunikan’. Disini komunikasi telah membentuk suatu
kesadaran manusia bahwa komunikasi itu mensyaratkan adanya dua orang atau
lebih.
B. DEFINISI KOMUNIKASI
: Gerald R. Miller and
Everett M. Rogers
Gerald R. Miller : ‘Komunikasi terjadi ketika suatu
sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari
untuk mempengaruhi perilaku penerima’.
Everett M. Rogers : ‘Komunikasi adalah proses dimana
suatu idea dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka’.
Kedua pakar ini
menyebutkan dengan tegas bahwa ‘komunikasi
itu merupakan suatu proses penyampaian pesan atau ide dari suatu sumber kepada
penerima, dengan maksud mempengaruhi’.
Tampaknya kedua pakar ini lebih sederhana dalam memahami apa
itu komunikasi ? Komunikasi hanya dipandang sebagai ‘alat yang memiliki fungsi’, yakni
mempengaruhi.
C. DEFINISI KOMUNIKASI : Wilbur Schramm and Harold Lasswell
Wilbur Schramm
: ‘Komunikasi setidaknya memiliki tiga unsur ; Sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination)’. Disini Schramm juga menekankan adanya unsur ‘encoder’ dan ‘decoder’. Encoder itu berada di area sumber (source) dan decoder berada di area Si penerima (destination). Selanjutnya Schramm
mengatakan : ‘komunikasi akan berhasil,
apabila pesan yang disampaikan sumber
(source) sesuai dengan ‘frame of
reference’ dan ‘field of experience’ sasaran
atau Si penerima’. Schramm juga melihat pentingnya ‘umpan balik’ (feedback). Umpan balik tidak hanya
terjadi secara eksternal (external
feedback), tetapi juga bisa secara internal (internal feedback). Selanjutnya Schramm memandang ‘siapa sumber’ (source) secara lebih luas, artinya tidak terbatas pada ‘sumber personal’
saja, bisa juga bersifat ‘institusional’. Demikian juga dengan ‘siapa sasaran’
(destination), bisa bersifat personal
ataupun khalayak publik.
HAROLD LASSWELL : ‘bahwa cara yang efektif untuk
menjelaskan komunikasi’ adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ;
‘WHO SAYS WHAT IN WHICH CHANNEL TO WHOM WITH WHAT EFFECT’. ‘Who’ = Siapa
(komunikator, source, sender) ; ‘Says What’ = Pesan (message) ; ‘In Which
Channel’ = Media ataupun channel ; ‘To Whom’ = Si penerima (komunikan,
receiver, recipient) ; ‘With What Effect’ = Efek, bisa pengaruh, bisa dampak.
Jadi Komunikasi menurut Harold Lasswell : ‘proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar